Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds),
Sebagai salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892,
Uniknya klub ini lahir karena Everton, klub sepakbola di kota
Liverpool, menolak untuk meneruskan sewa stadion Anfield yang sudah
mernjadi markas mereka selama 7 tahun. Sewa kontrak yang naik dari 100
pounds/tahun menjadi 250 pounds/tahun menjadi penyebabnya.
Everton
memutuskan untuk pindah ke markas barunya, Goodison Park. Pemilik
stadion Anfield yang bernama John Houlding merasa perlu untuk membentuk
sebuah klub sepakbola untuk bermain di stadion Anfield yang kosong
sepeninggal Everton. Awalnya klub baru tersebut ingin dinamai ‘Everton
F.C. and Athletic Grounds, Ltd.’ namun nama tersebut ditolak oleh FA
karena membuat kerancuan dengan nama tim Everton yang telah ada lebih
dahulu. Jadilah klub baru tersebut bernama Liverpool FC.
Era Sebelum 1959
Di
musim pertamanya, Liverpool langsung menjuarai Liga Lancashire dan
karenanya langsung terpilih masuk menjadi anggota divisi 2 Football
League musim 1893-1894. Di kompetisi divisi 2, Liverpool benar-benar tak
terkalahkan dan keluar sebagai juara divisi 2 sehingga secara otomatis
langsung promosi ke divisi satu (divisi utama). Liverpool baru menjadi
juara divisi satu pada musim 1900-1901. Mereka kemudian menjadi juara
liga lagi pada musim 1905-1906. Liverpool juga mencapai final pertama
piala FA nya tahun 1914 tetapi kalah melawan Burnley 0-1 di final. Musim
kompetisi tahun 1921-1922 dan 1922-1923 mereka menjadi juara secara
berurutan. Kemudian datanglah masa vakum gelar selama 27 tahun sebelum
mereka dapat menjadi juara liga lagi pada musim 1946-1947. Setelah itu
Liverpool kembali tenggelam dan bahkan mengalami degradasi pada musim
1953-1954.
Era Bill Shankly
Pada bulan Desember
1959, Liverpool menunjuk bos Huddersfield Town, Bill Shankly, untuk
menjadi manager menggantikan Phil Taylor. Shankly sendiri bukanlah
seorang manager terkenal pada waktu itu dan sebagian fans dan media
meragukan kemampuannya. Shankly justru memulai dengan merevolusi skuad
Liverpool besar-besaran, tidak kurang dari 24 pemain dia lepas dan
merekrut pemain-pemain baru pilihannya.
Lapangan latihan
di Melwood pun tak luput dari perhatiannya dan dirombak menjadi tempat
latihan sepakbola kelas satu. Ia juga mengenalkan sistem latihan
permainan Five-a-Side atau sepakbola 5 pemain lawan 5 pemain. Idenya
adalah membuat permainan menjadi lebih sederhana dan lebih hidup,
passing dan bergerak.
Di musim ketiganya atau 1961-1962,
Liverpool keluar sebagai juara divisi 2 dan promosi ke divisi utama.
Dibawah Shankly Liverpool langsung keluar sebagai juara liga pada musim
keduanya di liga utama, musim 1963-1964, atau 17 tahun setelah mereka
merasakan gelar liganya yang terakhir. Kemudian setelah itu Liverpool
mulai merajai liga, mereka merengkuh lagi gelar juara liga musim
1965-1966 dan piala FA pertama sepanjang sejarah mereka tahun 1965.
Total gelar yang diraih Liverpool dibawah Bill Shankly selama tahun
1959-1974 adalah : 3 kali juara liga (1964, 1966, 1973), 2 kali juara
piala FA (1965, 1974) dan 1 kali juara piala UEFA (1973). Itu belum
termasuk runner-up liga 2 kali, runner-up piala FA 1 kali dan runner up
piala Winners Eropa 1 kali. Shankly pensiun setelah Liverpool nya meraih
juara piala FA tahun 1974.
Era Bob Paisley
Bob
Paisley kemudian dipilih untuk menggantikan Shankly. Paisley, mantan
pemain Liverpool and staf kepercayaan Shankly, pada awalnya tidak
berminat untuk menjadi manager klub namun setelah dirayu oleh pihak
manajemen ia pun akhirnya setuju menangani Liverpool sebagai manager
mereka yang baru. Ia merekrut trio Skotlandia, Kenny Dalglish, Graeme
Souness dan Alan Hansen, yang kesemuanya nantinya menjadi pemain
legendaris Liverpool. Dan di tangan Paisley lah Liverpool menjadi sebuah
klub yang sangat luar biasa dan bagai tak terkalahkan di masa itu.
Selama 9 tahun kepemimpinannya dari tahun 1974 sampai 1983 Liverpool
merengkuh 6 gelar liga (1976, 1977,1979, 1980, 1982, 1983), 3 gelar
juara Eropa/Champions (1977, 1978, 1981), 3 gelar juara piala liga
berurutan (1981, 1982, 1983), 1 juara piala UEFA dan 1 kali juara piala
Super Eropa. Liverpool juga mencapai runner-up liga 2 kali, 1 kali
runner up piala FA, 1 kali runner up piala Liga, 1 kali runner up piala
Super dan 1 kali runner up piala dunia antar klub.
Era Joe Fagan
Joe
FaganKemudian setelah Paisley pensiun tahun 1983, ia digantikan oleh
asistennya, Joe Fagan. Pergantian manager Liverpool yang
berkesinambungan perlu kita kagumi. Dari Shankly yang memberikan
jabatannya kepada staf kesayangannya, Paisley, kemudian Paisley pun
meneruskannya kepada staf kepercayaannya Joe Fagan. Fagan sendiri saat
mulai menangani Liverpool sudah berumur 63 tahun. Di tahun pertamanya
Fagan langsung membawa Liverpool kembali tancap gas dan menjadi klub
Inggris pertama yang meraih 3 gelar dalam setahun; juara liga, juara
piala liga dan juara Champions Eropa.
Era Kenny Dalglish
Tahun
1985 Fagan mundur dan kemudian digantikan oleh Kenny Dalglish sebagai
manager-pemain Liverpool pertamanya. Sebagai pemain, Dalglish sampai
sekarang diyakini oleh sebagian besar pendukung Liverpool sebagai pemain
terbesarnya sepanjang sejarah. Di tangan Dalglish, Liverpool tetap tak
berubah untuk selalu haus akan gelar. Selama kepemimpinan 6 tahun King
Kenny, Liverpool meraih 3 gelar juara liga (1986, 1988, 1990) dan 2
gelar juara piala FA (1986, 1989). Runner up liga 3 kali dan runner up
piala FA 1 kali. Dalglish yang juga bermain di final Champions ‘Tragedi
Heysel 1985’, mundur setelah shock nya yang kedua, yaitu Bencana
Hillsborough.
1991-2004
Dalglish yang mundur
digantikan oleh Graeme Souness. Sebagai pemain, Souness memang merupakan
salah satu pemain legenda Liverpool. Namun di tangan pria Skotlandia
itu Liverpool kali ini benar-benar tenggelam. Satu satunya gelar yang ia
raih sebagai manager adalah juara piala FA tahun 1992. Roy Evans,
pelatih tua yang merupakan staf pelatih Liverpool saat itu
menggantikannya pada tahun 1994. Prestasi Liverpool mulai membaik namun
tidak mampu lebih dari ranking 3 Premiership. Gelar piala liga diraih
Evans tahun 1995 dan runner up piala FA tahun 1996. Gerard Houllier,
mantan pelatih tim Perancis, ditunjuk untuk bersanding dengan Evans pada
tahun 1998. Namun kerja sama ini tidak bertahan lama karena Evans
mundur dan Houllier menjadi manager tunggal Liverpool mulai saat itu.
Prestasi terbesar Houllier adalah sewaktu Liverpool meraih Treble (
juara piala FA, juara piala liga, juara piala UEFA) pada tahun 2001.
Liverpool mencapai runner up liga pada tahun 2002. Saat itu Houllier
mulai dilanda penyakit jantung dan akhirnya dia mundur pada tahun 2004.
2005- Rafael Benitez
Rafael
Benitez, pelatih Valencia yang sukses membawa klub Spanyol itu juara La
liga 2 kali, ditunjuk oleh manajemen Liverpool untuk menangani klub. Di
tahun pertamanya, Rafa hanya mampu membawa Liverpool mencapai peringkat
ke-5 Premiership. Namun lain ceritanya untuk kompetisi Liga Champions
Eropa dimana secara mengejutkan Liverpool bisa keluar sebagai juara
Eropa setelah menang adu penalti melawan AC Milan di final. Final yang
dramatis karena Liverpool justru tertinggal 0-3 di babak pertama namun
bisa menyamakan kedudukan dan menang saat adu penalti digelar. Tahun
2006 Liverpool dibeli oleh dua orang Amerika bernama George Gillet dan
Tom Hicks dengan harga yang mencapai 218,9 juta pounds. Benitez membawa
Liverpool ke final Champions lagi tahun 2007 dan lagi-lagi melawan AC
Milan, namun kali ini Liverpool kalah 1-2 di final.
Sekarang
Akhirnya
Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh
Roy Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC
mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun
2007 ketika dibeli oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010
ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik
John W. Henry.
1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool
FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat
bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk
bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di
Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak
menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk
berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang
berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu.
Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk.
Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi
dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC
menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa
menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011
Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan
posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang
ke 2 kalinya sampai akhir musim.
Tepatnya 8 Januari 2011 'King'
Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke
2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di
Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa
pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny
Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi
7 liga inggris. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti :
Martin Kelly, Jay Spearing dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol.
Raihan
inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di
kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool FC,tapi pada ahir
musim 2012 Kenny tida di dukung lagi oleh pemilik LFC, dan ahirnya
beliau mundur.
Dan sekarang kita sedang dalam era BR. semoga ini adalah masa kebangkitan bagi LFC... amiiiiiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar