Jumat, 29 November 2013

SEJARAH DAN "SIHIR" YOU'LL NEVER WALK ALONE


Sudahkah kalian mengetahui dari manakah lagu You'll Never Walk Alone berasal? Siapa penciptanya? Apa fakta-fakta menarik di balik lagu tersebut?. Kami di sini akan langsung mengupas tuntas hanya untuk kalian mengenai detail dan sejarah di balik lagu yang setiap kali Liverpool bermain, menjadi lagu yang paling membuat merinding dan terharu oleh siapapun yang mendengarkannya. Kita mulai saja.

You'll Never Walk Alone bisa diartikan " kamu tidak berjalan sendirian" namun sering dibulatkan artinya menjadi " Kamu Tidak Sendirian ". You'll Never Walk Alone pertama kali diperdengarkan di sebuah pentas drama musikal yang berjudul " Carousel " tahun 1945. YNWA saat itu menjadi show tune drama musikal yang dikomposeri oleh Richard Rodgers serta Oscar Hammerstein II di tahun 1945. Sebenarnya YNWA bukan satu-satunya lagu yang menjadi pengisi drama musikal Carousel tersebut. Ada 2 lagu lainnya juga termasuk. Pengarang asli lagu You'll Never Walk Alone adalah Rodgers and Hammerstein sekaligus komposer drama musical tersebut namun orang yang pertama memperkenalkan lagu tersebut di panggung broadway adalah Christine Johnson.
 You'll Never Walk Alone adalah lagu pertama yang didengungkan di acara inagurasi pelantikan presiden USA, Barack Obama. Saat itu, Renee Fleeming yang membawakan lagu tersebut di hadapan jutaan warga AS yang hadir dalam hari inagurasi pelantikan Presiden Obama. Ada fakta menarik, sebuah buku yang berjudul " Celtic United " mengklaim bahwa fans Liverpool bukanlah yang pertama menyanyikan YNWA. Dalam buku tersebut ditulis bahwa yang menyanyikan lagu YNWA tersebut adalah fans Manutd saat mereka berduka atas tragedi Munich 1958. You'll Never Walk Alone mempunyai pesan yang sarat akan makna kebangkitan dari sebuah kegelapan. Dalam sejarahnya, You'll Never Walk Alone telah banyak direkam ulang atau dicover oleh banyak penyanyi di Inggris maupun luar inggris Sebut saja Frank Sinatra, Elvis Presley, Johnny Cash, Judy Garland hingga Alicia Keys dan Jordin Sparks. Bahkan di lagu Pink Floyd berjudul Fearless terdapat rekaman Kopites menyanyikan You'll Never Walk Alone


Di daratan inggris, YNWA lebih dikenal sebagai sebuat hits dari grup band asal Liverpool bernama Gerry and The Pacemaker. Perlu dicatat lagi, You'll Never Walk Alone yang dibawakan Gerry And The Peacemaker menempati chart no 1 selama 4 minggu dan hanya YNWA ala Garry and The Pacemaker lah yang mengalahkan "I Want To Hold Your Hand" karya The Beatles lah. Pertama kali lagu ini masuk ke dalam fondasi kuat Liverpool saat Garry Marsden mempersembahkan lagu tersebut ke Bill Shankly. Menurut Tommy Smith, Bill Shankly sangat jatuh hati pada lagu tersebut pertama kali saat didengarkan oleh Gerry. Gerry Marsden adalah pemimpin band Gerry And The Pacemaker yang notabene juga teman dekat Bill Shankly. Dan dari altar pertunjukkan fans Liverpool yg disebut " The Kop " lah pertama kali You'll Never Walk Alone didengungkan di Anfield. YNWA biasanya diperdengarkan fans Liverpool sesaat sebelum kick off dan 5 menit sebelum bubaran pertandingan. Tercatat beberapa klub-klub di belahan dunia ini yang menggunakan YNWA sebagai lagu wajib atau semboyan. Di daratan Jerman ada Borussia Dortmund, FC Kaiserslautern, VfL Osnabrück and FC St Pauli hingga di Jepang ada FC Tokyo Bahkan dari Indonesia pun datang dari tanah Papua. Persipura Jayapura pernah menggunakan YNWA sebagai bentuk semboyan mreka. Jangan salah. di stadion Persipura Jayapura ada namanya tribun Liverpool. Di sana khusus pundukung berbaju merah. Asli durasi lagu You'll Never Walk Alone adalah 26 menit dan 13 detik namun oleh Gerry and The Pacemakers dipotong menjadi 2 menit 40 detik.
 Pada acara perpisahan Luis Suarez kemarin di Ajax, Fans Ajax menyanyikan lagu tersebut di hadapan Suarez yang hadir di acara tersebut. You'll Never Walk Alone juga senantiasa mengisi acara penghormatan bagi korban Tragedi Hillsborough tiap tahunnya dan tidak pernah absen. Pada 15 November 2009, seorang anak kecil naik turun ke lapangan stadium milik Hanover dan menyanyikan You'll never Walk Alone untuk menghormati dan mengenang Kiper Hanover, Robert Enke yang meninggal bunuh diri 2 hari sebelumnya dan membuat 45 ribu orang yang hadir kala itu menangis. You'll Never Walk Alone juga membuat hati gelandang elegan Xavi Hernandez terkesan sama superior suporter Liverpool.
 Ribuan pendukung akan memegang syal mereka tinggi-tinggi saat menyanyikan lagu serta semboyan You'll Never Walk Alone. Hal inilah yang mampu menciptakan suasana yang mampu mengirimkan hawa merinding menusuk hingga tulang belakang tiap kali berada di Anfield Tradisi tersebut yang tidak akan hilang dimakan waktu. sejarah mencatat beberapa kejadian ajaib di Anfield dikarenakan semboyan tersebut. Maka tak hayal kalau Anfield termasuk stadion yg mempunyai desibel tertinggi di dunia dan hal itulah yang dijadikan " alasan " seorang Jose Mourinho yang menilai goalnya Luis Garcia dicetak oleh keriuhan di Anfield. Salah satu quote terbaik mengenai You'll Never Walk Alone ini datang dari Thierry Henry " Supporter Liverpool sangat mengesankan, satu-satunya perasaan dan moment yang aku ingin rasakan ketika bertandang ke Anfield adalah Ketika tersentak melihat para supporter berdiri dan mulai menyanyikan You'll Never Walk Alone. I love it " Thierry Henry. Satu hal yang membuat YNWA spesial, adalah fakta bahwa, anda tidak bisa menyanyikan secara lengkap lagu ini, tanpa menenteskan air mata Namun setelah anda dapat menyelesaikan lagu tersebut, ada sesuatu yang menyadarkan bahwa gak selamanya ada kegelapan, ada golden sky di depan. Seorang Joe Cole menjadikan You'll Never Walk Alone sebagai alasan dia bergabung ke Liverpool. dia berkata " Astmofer (YNWA sebelum pertandingan dimulai) yang tercipta di sini sungguh brillian, oleh karena itu, aku bergabung di klub ini " Joe Cole.
 Semboyan You'll Never Walk Alone muncul di logo Liverpool pertama kali saat Liverpool merayakan hari jadinya yang ke 100 dan YNWA pula muncul di pintu gerbang utama stadion Anfield yang lebih dikenal dengan sebutan " Shankly Gate ". Tidak berasa hampir setengah abad (48 tahun) YNWA menjadi bagian dari Liverpool, menjadi saksi sejarah klub dan penyemangat di saat gelap. You'll Never Walk Alone, Himne dan cara setiap fans Liverpool menunjukkan kesetiaan, kefanatikan serta dukungan kepada para pemain di lapangan
 Berikut ini lirik lagu " You'll Never Walk Alone " yang tiap kali Liverpool bertanding, pasti hadir di antara keriuhan para suporter baik kandang maupun tandang .:YOU'LL NEVER WALK ALONE:.
 When you walk through a storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark
At the end of the storm
Is a golden sky
And the sweet silver song of a lark
 Walk on through the wind
Walk on through the rain
Though your dreams be tossed and blown
Walk on walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone
Walk on walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone.

Sejarah Liverpool Fc



Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds), Sebagai salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892, Uniknya klub ini lahir karena Everton, klub sepakbola di kota Liverpool, menolak untuk meneruskan sewa stadion Anfield yang sudah mernjadi markas mereka selama 7 tahun. Sewa kontrak yang naik dari 100 pounds/tahun menjadi 250 pounds/tahun menjadi penyebabnya.
Everton memutuskan untuk pindah ke markas barunya, Goodison Park. Pemilik stadion Anfield yang bernama John Houlding merasa perlu untuk membentuk sebuah klub sepakbola untuk bermain di stadion Anfield yang kosong sepeninggal Everton. Awalnya klub baru tersebut ingin dinamai ‘Everton F.C. and Athletic Grounds, Ltd.’ namun nama tersebut ditolak oleh FA karena membuat kerancuan dengan nama tim Everton yang telah ada lebih dahulu. Jadilah klub baru tersebut bernama Liverpool FC.

Era Sebelum 1959

Di musim pertamanya, Liverpool langsung menjuarai Liga Lancashire dan karenanya langsung terpilih masuk menjadi anggota divisi 2 Football League musim 1893-1894. Di kompetisi divisi 2, Liverpool benar-benar tak terkalahkan dan keluar sebagai juara divisi 2 sehingga secara otomatis langsung promosi ke divisi satu (divisi utama). Liverpool baru menjadi juara divisi satu pada musim 1900-1901. Mereka kemudian menjadi juara liga lagi pada musim 1905-1906. Liverpool juga mencapai final pertama piala FA nya tahun 1914 tetapi kalah melawan Burnley 0-1 di final. Musim kompetisi tahun 1921-1922 dan 1922-1923 mereka menjadi juara secara berurutan. Kemudian datanglah masa vakum gelar selama 27 tahun sebelum mereka dapat menjadi juara liga lagi pada musim 1946-1947. Setelah itu Liverpool kembali tenggelam dan bahkan mengalami degradasi pada musim 1953-1954.

Era Bill Shankly

Pada bulan Desember 1959, Liverpool menunjuk bos Huddersfield Town, Bill Shankly, untuk menjadi manager menggantikan Phil Taylor. Shankly sendiri bukanlah seorang manager terkenal pada waktu itu dan sebagian fans dan media meragukan kemampuannya. Shankly justru memulai dengan merevolusi skuad Liverpool besar-besaran, tidak kurang dari 24 pemain dia lepas dan merekrut pemain-pemain baru pilihannya.

Lapangan latihan di Melwood pun tak luput dari perhatiannya dan dirombak menjadi tempat latihan sepakbola kelas satu. Ia juga mengenalkan sistem latihan permainan Five-a-Side atau sepakbola 5 pemain lawan 5 pemain. Idenya adalah membuat permainan menjadi lebih sederhana dan lebih hidup, passing dan bergerak.

Di musim ketiganya atau 1961-1962, Liverpool keluar sebagai juara divisi 2 dan promosi ke divisi utama. Dibawah Shankly Liverpool langsung keluar sebagai juara liga pada musim keduanya di liga utama, musim 1963-1964, atau 17 tahun setelah mereka merasakan gelar liganya yang terakhir. Kemudian setelah itu Liverpool mulai merajai liga, mereka merengkuh lagi gelar juara liga musim 1965-1966 dan piala FA pertama sepanjang sejarah mereka tahun 1965. Total gelar yang diraih Liverpool dibawah Bill Shankly selama tahun 1959-1974 adalah : 3 kali juara liga (1964, 1966, 1973), 2 kali juara piala FA (1965, 1974) dan 1 kali juara piala UEFA (1973). Itu belum termasuk runner-up liga 2 kali, runner-up piala FA 1 kali dan runner up piala Winners Eropa 1 kali. Shankly pensiun setelah Liverpool nya meraih juara piala FA tahun 1974.

Era Bob Paisley

Bob Paisley kemudian dipilih untuk menggantikan Shankly. Paisley, mantan pemain Liverpool and staf kepercayaan Shankly, pada awalnya tidak berminat untuk menjadi manager klub namun setelah dirayu oleh pihak manajemen ia pun akhirnya setuju menangani Liverpool sebagai manager mereka yang baru. Ia merekrut trio Skotlandia, Kenny Dalglish, Graeme Souness dan Alan Hansen, yang kesemuanya nantinya menjadi pemain legendaris Liverpool. Dan di tangan Paisley lah Liverpool menjadi sebuah klub yang sangat luar biasa dan bagai tak terkalahkan di masa itu. Selama 9 tahun kepemimpinannya dari tahun 1974 sampai 1983 Liverpool merengkuh 6 gelar liga (1976, 1977,1979, 1980, 1982, 1983), 3 gelar juara Eropa/Champions (1977, 1978, 1981), 3 gelar juara piala liga berurutan (1981, 1982, 1983), 1 juara piala UEFA dan 1 kali juara piala Super Eropa. Liverpool juga mencapai runner-up liga 2 kali, 1 kali runner up piala FA, 1 kali runner up piala Liga, 1 kali runner up piala Super dan 1 kali runner up piala dunia antar klub.

Era Joe Fagan

Joe FaganKemudian setelah Paisley pensiun tahun 1983, ia digantikan oleh asistennya, Joe Fagan. Pergantian manager Liverpool yang berkesinambungan perlu kita kagumi. Dari Shankly yang memberikan jabatannya kepada staf kesayangannya, Paisley, kemudian Paisley pun meneruskannya kepada staf kepercayaannya Joe Fagan. Fagan sendiri saat mulai menangani Liverpool sudah berumur 63 tahun. Di tahun pertamanya Fagan langsung membawa Liverpool kembali tancap gas dan menjadi klub Inggris pertama yang meraih 3 gelar dalam setahun; juara liga, juara piala liga dan juara Champions Eropa.

Era Kenny Dalglish

Tahun 1985 Fagan mundur dan kemudian digantikan oleh Kenny Dalglish sebagai manager-pemain Liverpool pertamanya. Sebagai pemain, Dalglish sampai sekarang diyakini oleh sebagian besar pendukung Liverpool sebagai pemain terbesarnya sepanjang sejarah. Di tangan Dalglish, Liverpool tetap tak berubah untuk selalu haus akan gelar. Selama kepemimpinan 6 tahun King Kenny, Liverpool meraih 3 gelar juara liga (1986, 1988, 1990) dan 2 gelar juara piala FA (1986, 1989). Runner up liga 3 kali dan runner up piala FA 1 kali. Dalglish yang juga bermain di final Champions ‘Tragedi Heysel 1985’, mundur setelah shock nya yang kedua, yaitu Bencana Hillsborough.

1991-2004

Dalglish yang mundur digantikan oleh Graeme Souness. Sebagai pemain, Souness memang merupakan salah satu pemain legenda Liverpool. Namun di tangan pria Skotlandia itu Liverpool kali ini benar-benar tenggelam. Satu satunya gelar yang ia raih sebagai manager adalah juara piala FA tahun 1992. Roy Evans, pelatih tua yang merupakan staf pelatih Liverpool saat itu menggantikannya pada tahun 1994. Prestasi Liverpool mulai membaik namun tidak mampu lebih dari ranking 3 Premiership. Gelar piala liga diraih Evans tahun 1995 dan runner up piala FA tahun 1996. Gerard Houllier, mantan pelatih tim Perancis, ditunjuk untuk bersanding dengan Evans pada tahun 1998. Namun kerja sama ini tidak bertahan lama karena Evans mundur dan Houllier menjadi manager tunggal Liverpool mulai saat itu. Prestasi terbesar Houllier adalah sewaktu Liverpool meraih Treble ( juara piala FA, juara piala liga, juara piala UEFA) pada tahun 2001. Liverpool mencapai runner up liga pada tahun 2002. Saat itu Houllier mulai dilanda penyakit jantung dan akhirnya dia mundur pada tahun 2004.

2005- Rafael Benitez

Rafael Benitez, pelatih Valencia yang sukses membawa klub Spanyol itu juara La liga 2 kali, ditunjuk oleh manajemen Liverpool untuk menangani klub. Di tahun pertamanya, Rafa hanya mampu membawa Liverpool mencapai peringkat ke-5 Premiership. Namun lain ceritanya untuk kompetisi Liga Champions Eropa dimana secara mengejutkan Liverpool bisa keluar sebagai juara Eropa setelah menang adu penalti melawan AC Milan di final. Final yang dramatis karena Liverpool justru tertinggal 0-3 di babak pertama namun bisa menyamakan kedudukan dan menang saat adu penalti digelar. Tahun 2006 Liverpool dibeli oleh dua orang Amerika bernama George Gillet dan Tom Hicks dengan harga yang mencapai 218,9 juta pounds. Benitez membawa Liverpool ke final Champions lagi tahun 2007 dan lagi-lagi melawan AC Milan, namun kali ini Liverpool kalah 1-2 di final.
Sekarang
Akhirnya Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh Roy Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.

1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim.
Tepatnya 8 Januari 2011 'King' Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi 7 liga inggris. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti : Martin Kelly, Jay Spearing dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol.

Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool FC,tapi pada ahir musim 2012 Kenny tida di dukung lagi oleh pemilik LFC, dan ahirnya beliau mundur.
Dan sekarang kita sedang dalam era BR. semoga ini adalah masa kebangkitan bagi LFC... amiiiiiin..